Sejak dulu, aku suka menulis. Berawal dari nulis fiksi seperti cerpen dan novel, diam-diam aku menyimpan impian untuk berprofesi jadi penulis.
Jadi, saat kuliah aku mulai mencari apa saja peluang karir yang pekerjaan utamanya diisi oleh tulis-menulis. Lalu aku menemukan tiga pilihan: jurnalis, copywriter, dan content writer.
Senangnya karena aku berkesempatan mencoba ketiga peran tadi. Walaupun ketiganya sama-sama membutuhkan keterampilan menulis, tapi saat dijalani berbeda sekali.
Aku mau berbagi sedikit pengalamanku, karena aku pernah sempat bekerja paruh waktu sebagai jurnalis majalah, magang sebagai content writer, hingga bekerja penuh waktu saat ini sebagai copywriter.
Tapi satu hal yang bisa kubilang di awal: ketiganya adalah hal yang seru!
Jurnalis, Pembaca Situasi
Buatku, jurnalis enggak hanya bisa nulis saja tapi juga cerdas membaca situasi. Maksudnya, situasi saat ini (tren terkini) maupun situasi saat itu (liputan dan wawancara di lapangan).
Pengalamanku dulu, aku pernah meliput ulang tahun salah satu e-commerce terbesar di Indonesia hingga jam 10 malam.
Aku sudah dijanjikan akan doorstop interview dengan CEO-nya. Namun jelang jam 10, tidak muncul batang hidung si CEO.
Aku pun berusaha untuk tidak “terlena” dengan sajian hiburan di panggung dan menyelinap keluar.
Sesuai instingku, aku menemukan si CEO keluar dari pintu lain dan berhasil dicegat oleh rekan-rekan wartawan.
Aku pun menyiapkan perekam suara dan kamera, siap memburu berita bersama.
Bayangkan, andai saja aku diam di tempat dan tidak peka terhadap situasi, aku mungkin gagal mendapat pernyataan CEO malam itu.
Bersama Tim Marcomm Harian Kompas
Copywriter, Penyulap Kata-kata
Aku seringkali bilang ke banyak orang kalau komposisi menjadi copywriter itu 90% berpikir kreatif dan out of the box dan sisanya 10% adalah kompetensi menyusun kata.
Soalnya, dibutuhkan pemikiran ekstra kreatif untuk menyulap pesan yang begitu panjang dan banyak menjadi kalimat singkat yang “ngena” dan “nendang”. Singkat, tapi padat.
Memang begitu. Dalam beberapa kasus pengalamanku, makna tulisan bahkan baru lebih tersampaikan jika didukung visual yang mampu berbicara.
Maka itu, menjadi copywriter adalah tentang membangun sudut pandang berbeda dari suatu hal dan melakukan kerja sama proaktif dengan para desainer.
Content Writer, Penulis Topik Palugada
Walaupun kita bekerja sebagai full time content writer maupun freelance content writer di satu brand yang sudah pasti bahasannya, itu tidak menutup kemungkinan untuk diminta mengeksplorasi lebih jauh dan dalam.
Semisal, menghubungkan tren terkini (yang tampaknya tidak ada korelasinya) dengan brand kita. Tidak hanya itu, seringkali juga harus mengiyakan topik “pesanan” dari atasan maupun klien.
Sepanjang pengalaman menjadi content writer, aku pernah diminta menulis konten yang mampu menghubungkan antara topik kesehatan dengan peringatan Kartini.
Pernah juga menulis topik pesanan berupa promo “JSM” salah satu toko ritel yang aku sendiri tidak tahu seperti apa bentuk kontennya.
Banyak suara di kepalaku yang berbisik “duh, kayaknya enggak bisa deh!”, “ini bakal susah”, “emangnya bisa?”, dan lain-lain.
Tapi karena tuntutan, akhirnya kujalani dengan melakukan riset (biasanya kulakukan sederhana dengan berselancar di mesin pencari atau dibantu tools-tools), tanya sana-sini (ke teman ahli atau narasumber), hingga “meditasi” mendapatkan ide kreatif.
Sejauh ini bisa kujalani dan (untungnya!) masih baik-baik saja, hingga kupelajari satu hal: jangan berkata tidak sebelum mencoba dan berusaha.
Saat menjadi SEO Content Writer Intern di Gramedia Digital Nusantara
Pada akhirnya, saat aku mencoba menengok lagi perjalanan karir kepenulisan profesionalku, sesungguhnya menjadi penulis tidak hanya soal menulis , tapi juga banyak hal lain.
Karena ini soal cara berpikir, kepekaan, kreativitas, hingga kolaborasi.
Masih penasaran soal profesi ini?
Memangnya, bagaimana sih cara menjadi content writer atau cara menjadi freelance writer? Yuk, belajar content writing lebih jauh bareng aku di sini
jadi jasa penulis artikel aj ka
ReplyDeleteWahh keren tuh ka, bisa tahu apa jobdesk yg ada plus segala rintangan dan keunikan dari ketiga pekerjaan keren ini. paling seru tuh jadi content writer nih��
ReplyDelete