Kemarin, aku
membongkar lemari di sebuah gudang tempat debu berumah tinggal. Aku menemukan
Grimm Bersaudara, Andersen dan Perrault terjepit di antara reruntuhan kardus
dan berkas dokumen yang menguning. Ibu tersenyum, menarik mereka secara
bersamaan agar keluar dari himpitan.
buku-buku dongeng yang dibelikan Ibu untuk dibacakan padaku sewaktu aku kecil, kata beliau, aku tumbuh bersama Andersen, Grimm Brothers dan Perrault |
"Kamu dulu lahir bersama 'dahulu kala' dan tumbuh dengan 'pada suatu hari', lalu berakhir dengan 'hidup bahagia'."
Aku terpekur
lama - kau tahu, rasanya seperti membuka kotak ajaib, kamu begitu menunggunya
dan sangat tidak sabar hingga perasaan penasaran berloncat dan berlonjakan di
dada untuk tahu isinya, saat menyapa apa yang ada di dalamnya, kamu
mendadak berganti peran: jadi nenek sihir, ibu peri, kurcaci, putri kerajaan,
dan lain-lainnya. Anak kecil dalam dirimu hidup kembali, mengajakmu keluar
rumah membuat boneka salju atau bermain seluncuran di atas sungai yang membeku.
Nyatanya ada yang sepenuhnya belum mati, kamu hanya berusaha menyembunyikannya
lamat-lamat dan menekannya kuat-kuat. Tapi kasih sayang dan kenangan terus
memberinya makan. Kamu hanya perlu menunggu waktu dan ia saling bekerja sama
untuk memanggilmu pulang, sekali lagi. Menengoknya, lantas menangis karena
menyadari ia adalah sejatinya dirimu sendiri - yang polos, utuh dan bermandikan
cinta dari orang-orang yang menyenandungkan doa pertama kalinya tepat saat
dunia ini dihadiahkan padamu.
"Istana dongeng. Pengumuman: turunkan jembatannya, masuklah ke dalam puri, jumpai sepuluh tokoh istana dan membaca dua belas cerita klasik di dalamnya."
Suara Ibu
mendongeng diam-diam merayapi. Aku tergelak kecil, teringat sekilas bayangan
seorang anak kecil yang mengambil kain sprei dan mengaitkannya di kerah
belakang baju, lalu loncat dari sebuah kardus kotak, berteriak dirinya adalah
seorang superhero.
0 Comments:
Post a Comment