Aku menggeleng sembari menurunkan
tangan seorang lelaki yang hendak mengajakku berdansa malam itu. Aku memilih
prasmanan lain ketika lelaki itu datang dengan dua minuman berwarna. Aku
beranjak ke balkon saat lelaki yang sama bilang ia akan membawaku mengembara.
Lelaki itu mematung di tengah riuhnya pesta saat kubilang, maaf, aku menunggu seseorang. Tapi tiba-tiba saja, aku mengamit
lengannya, menuntunnya keluar dari gedung itu ke sebuah bangku taman yang tak
jauh, tapi berhasil menyelamatkanku dengannya dari rayapan ramai. Lalu,
kutunjukkan secarik kertas padanya – itu lembar yang sudah penuh oleh coretan.
“…bagaimana
harus kubincangkan cinta padamu? Lewat dua orang yang tengah duduk di pojok
warung sederhana itu dan berbagi makanan? Melalui seorang perempuan yang
menyentuh kekasihnya lewat layar tablet hingga ia terlelap karena
obrolan-obrolan yang terjadi karena rindu? Bersama sepasang kekasih yang saling
menukar bisu dan menikmati senyap malam walau tak ada kembang api memayungi
mereka?”
“…kau
tahu, ada sebuah kalimat di sebuah film yang sudah kulupa judulnya yang bilang;
kamu tidak mengucapkan selamat tinggal pada orang yang menyayangimu, kamu hanya
perlu pergi darinya. You don’t say good bye, you just walk away. Itu caramu
melepas. Sedang aku di sini, tak pernah menemukan cara meninggalkanmu, kecuali
cara menicntaimu terus-menerus dengan cara yang baru. Tapi, sejak awal jalan
kita serupa persimpangan yang berbeda, yang berlawan. Dan kamu menjadikan
kalimat itu nyata.”
“…apa
cara terbaik untuk kukatakan padamu jika di sini, segalanya tetap sama. Kamu
masih lelaki yang sama; yang kulihat pertama kali dan jatuh cinta. Kamu masih
orang yang sama; yang namanya tereja saat aku mati dan terjaga. Kamu masih
orang dan lelaki yang sama; yang membuatku percaya pada selamanya, sekaligus
yang membuatku menangis di depan piala kaca.”
Lelaki itu terkejut sembari bertanya
padaku, apa yang kutunggu, apa yang kunanti. Kubisikkan padanya sebelum
benar-benar pergi. Bukan apa, tapi pada siapa. Bukan siapa, tapi pada apa.
Padamu; siapa. Pada kenangan; apa. Aku tertawa. Luka.
0 Comments:
Post a Comment