Mataku berlari di atas angka-angka
di kalender; hari itu tak ada tanggal khusus. Tapi aku tetap saja mendengar
ledak lelatu di kejauhan, terasa janggal meletup di telingaku. Belum lagi, hari
itu hujan sengaja membunuh senja hanya untuk bisa menemui malam yang perawan. Terasa
ganjil di mataku; karena sebelumnya langit cerah, dan guruh tiba-tiba
bertalu-talu tanpa mengirimkan mendung sebagai permisi. Lantas, aku berjalan
menghampirimu di ruang kerjamu; ingin menceritakan mengapa alam berbahasa
demikian. Aku tersenyum – berharap menemukan kamu yang masih sama; langit malam
tetap runtuh di tubuhmu, matamu mencuri sepotong bulan, dan suaramu bersikukuh
membentuk hari-hariku. Tapi, nyatanya tidak.
“Kau
tahu apa yang paling menyenangkan dalam memainkan game?” tanyamu.
Hari itu, kamu bagai teka-teki.
Lihatlah; kamu mengenakan pakaian yang mengingatkanku pada sejuknya subuh yang
belum tersentuh. Matamu meminjam bintang sebagai binarnya. Dan, suaramu lenyap
– kamu diam dan membisu. Irama langkahku mulai terdengar cepat menuju tempatmu
berdiri. Tapi pertanyaan itu mengunci langkahku.
“Mungkin
akhir yang menang? Sebuah kemenangan? Tantangan?”
“Lalu?”
“Kamu
berhasil menguasai tiap level game itu, keluar sebagai juara, pemenang. Bosan,
dan mencari game baru.”
“Lalu?”
Aku melihat seorang perempuan lain
masuk ke ruang kerja ini sebagai jawabannya. Perempuan itu melangkah
mendekatimu, melilitkan mafela di lehermu dan memelukmu dari belakang. Rasanya,
itu karakter game barumu setelah aku.
Aku tahu, kamu berharap aku jatuh, gugur dan berdarah seperti permainan-permainan
yang kerap kamu mainkan. Tapi, bukankah bagian menarik dari game adalah
bagaimana kamu mampu memanipulasinya?
Perempuan itu mengeluarkan sebilah
pisau kecil dari balik lilitan mafela pada lehermu, sembari melengkungkan
senyumnya untukku. Kamu tersentak, tapi sudah terlambat. Perempuan itu mengupas
lehermu seperti mengupas mangga*.
*Kalimat ini terinspirasi dari cerpen Agus Noor #CeritaBuatParaKekasih, yang berjudul 'Seorang Wanita dan Jus Mangga
*Kalimat ini terinspirasi dari cerpen Agus Noor #CeritaBuatParaKekasih, yang berjudul 'Seorang Wanita dan Jus Mangga
0 Comments:
Post a Comment