Sebuah
performance art perdana nan sederhana (dan aku berharap ini bukan performance
art terakhir, karena membuat performance art itu ternyata menyenangkan!) yang
kubuat bersama kawan-kawan sekelasku akhir Februari lalu. Kami berusaha sedikit
‘memberontak’ dengan mengambil tema pendidikan, dengan ‘menyentil’ sistem
pendidikan sekarang yang dikeluhkan para pelajar. Katanya tempat menggantungkan
mimpi. Katanya wadah kreasi minat bakat. Tapi, angka-angka justru semakin
menekan, menjerat dan menghakimi. Kemana kebebasan berekspresi untuk mengejar
mimpi sesuai bidang? Saat angka berbicara, saat waktu menekan, saat tugas-tugas
hanya terasa seperti beban yang harus cepat-cepat diselesaikan untuk formalitas
belaka. Dan, inilah kamuflase mimpi. Silahkan menikmati.
Saat kau duduk
di bangku kayu itu selama lebih dari tiga tahun. Menelanjangi putihnya papan
yang dinodai tinta di tiap hitung waktu. Berusaha meretas masa depan dengan
deret angka dan kata, yang katanya jaminan. Lantas bertanya, apakah ia hanya
bunglon. Memimikri. Diam-diam mengamuflase mimpimu. Hingga kau tak tahu, sudah
sampai tahap metamorfosis yang manakah kau jajaki mimpi bersama ilmu.
0 Comments:
Post a Comment