“Hidup; seperti turun pada stasiun persinggahan yang besar, menunggu masinis maut menjemput kita dengan kereta. Lalu, melakukan perjalanan panjang yang sebenarnya. Maka itu, pastikan jangan tersesat dan membawa perbekalan yang cukup.” – di kala aku yang tengah meributkan perubahan. Bagaimanapun, hidup ini akan mengubahmu, walau kamu tak ingin berubah.
Kau tahu. Tidak mudah untuk sekedar
mengucapkan hello 2014, thanks 2013. Setidaknya, untukku. Malam tahun baru, aku
menghabiskannya dengan menginap di rumah sahabatku. Memanggang roti, sosis,
ayam, jagung dan lainnya. Duduk di halaman rumah sambil mendengar petikan gitar
yang dimainkan sekelompok teman laki-laki. Memandangi malam berbintang. Dengan
latar suara tawa, cekikikan geli, lemparan canda dan berisiknya obrolan. Sebuah
malam yang gemerlap dengan bungkusan kebersamaan terindah bernama persahabatan.
Selalu ada yang spesial. Menunggu pukul dua belas tengah malam, ikut dalam
pesta kembang api sedunia. Bermain dan berlaku selayaknya anak kecil yang
berhasil begadang semalam suntuk untuk pertama kalinya. Ini malam tahun baru, bukannya
selalu begitu?
Tapi, sekali lagi, kau tahu. Tidak
gampang untuk sekedar mengucap come here
2014, good bye 2013. Setidaknya, untukku. Ketika teman-teman lelaki tengah
merebahkan dirinya di halaman rumah, memutar lagu sendu dan muali memetikkan
gitar. Aku diam, memaku pandangan pada langit yang tengah menyiapkan diri untuk
sebuah parade tahunan. Lalu, aku ingat. Begitu jelas. I remember it, all too
well. Sebersit tanya menggores di cakrawala hitam malam itu, juga dihembuskan
desir angin, membisik padaku pelan; akankah aku kehilangan ini semua?
Bercengkereama dan bercanda tawa tanpa ingin tahu apa yang disiapkan masa
depan. Tanpa peduli bagaimana masa lalu menghantui. Tanpa menggelisahkan masa
kini.
Namun, sudah kukatakan sebelumnya. Tidak
mudah untuk sekedar untuk mengucap hi
2014, see you 2013. Setidaknya, untukku. Aku menemukan banyak hal di
persimpangan akhir tahun. Tentang banyak hal yang tidak seperti yang
kupikirkan. Tentang kebutuhan untuk selalu diingat.
“Kamu mungkin tidak akan mengingat kita
lagi nantinya. Awalnya, hanya berkas-berkas silam. Lalu, lama-lama memudar.
Hilang sama sekali,” celetuk salah satu temanku. Aku menggeleng, siap
menyanggah.
“Tidak. Sebab, untai kenangan, inci
kebahagiaan, rangkai canda tawa dan derai manis hidup, adalah tentang kalian
semua. Karena, tak akan ada kisah tanpa adanya kalian.”
Lalu, kami tertawa bersama. Ini malam
tahun baru. Kegelisahanku terjawab. Aku sadar pasti, ini semua akan berakhir.
Cepat lambat. Aku akan kehilangan ini semua. Tepatnya, kehilangan momen itu.
Waktu itu. Malam itu. Detik itu. Pertemuan itu. Tapi, aku tidak akan
kehilangan kalian semua. Cinta itu tetap ada. Selamat tahun baru.
0 Comments:
Post a Comment