“Aku tak peduli bagaimana masa lalu pernah mengisahkanmu, yang kutahu adalah aku ingin kamu tetap tinggal”
Secangkir
teh hangat berdiam di sudut meja komputerku. Menyiratkan lembaran-lembaran diam
akan kenangan yang belum usai. Malam semakin merangkak menuju pekat, aku masih
terjerat pada kubang kenang ranum nan semu. Kamu, masih saja berdiam di tempatnya;
di ruang hatiku yang tak letih mengulang namamu. Pada ujung malam yang memucat,
saat sunyi merasuk, aku menyadari, rasa itu tak pernah sekalipun beranjak.
“Hal paling menyakitkan yang kutemukan hingga
saat ini adalah; aku masih mencintaimu”
Berkubah
pada langit siang yang terik, kamu berdiri di tepi koridor. Aku di sini,
bersama kerumunan teman-temanku. Inilah hal terbaik yang bisa kulakukan;
bersembunyi dibalik diam dan jarak, mencoba menenggelamkan diri dengan larut
dalam canda tawa yang bisu. Lalu, aku menemukanmu dengan sepasang mata hujanmu.
Tersenyum bisu. Melirik ke arah kerumunanku, berjalan kemari. Jika bisa
kuterjemahkan padamu bagaimana rasa itu memenuhi ruang hati, mungkin sederhana,
kamu bisa menemukan mataku yang tak lepas dan memaku di keteduhan manik hitam
matangmu.
“Yang perlu kita tahu hanyalah tiga
hal; hujan, secangkir teh dan cinta.”
Mereka
tertawa untukmu. Terlalu banyak kata-kata yang menghujammu di depanku, di
belakang bayanganmu. Tapi, tak ada yang benar-benar mengaburkan potret teduh
dirimu dalam ruang pikir dan benakku. Karena, aku tak perlu mereka bercerita
tentangmu. Aku sudah punya rajutan kisah tentangmu, tentang kita. Dan itu
tersimpan di antara rerintikkan tirai hujan.
Aku
tak pernah lupa, pertama kali kita bertemu hanyalah penggal waktu silam yang
tak menjejak. Tapi, aku masih ingat. Kamu menyelip di antara banyak potong
waktu, sekali aku menemukanmu, aku tahu hari esokku tak lagi sama; karena
hatiku akan mendesak untuk mengenalimu
lebih dari sekedar nama. Dan, secangkir cerita tentangmu ada pada kepulan asap
di atas seduhan teh hangat.
Tentangmu,
tentangku; tentang kita. Hujan, secangkir teh hangat; rasa. Apa ada cinta?
0 Comments:
Post a Comment