Judul: Kisah Hidupku, Sebuah Biografi Andy F. NoyaPenulis: Robert Adhi KSPEditor: Andina DwifatmaPenerbit: Penerbit Buku KOMPASTahun Terbit: 2015
Jika
biasanya Andy dikenal sebagai jurnalis yang menyediakan ‘panggung’ bagi cerita inspiratif
orang-orang, kini tiba giliran Andy menjadi ‘pemain’-nya di panggung, yang
punya peran membagikan kisahnya sendiri. Ketika sudah siap ‘pentas’, banyak
yang akhirnya penasaran, ‘curhatan’ apa yang Andy tuangkan dalam Kisah Hidupku. Sampai-sampai Robert Adhi
KSP, wartawan senior Kompas yang
didaulat jadi penulis bukunya, membutuhkan waktu empat tahun lamanya untuk membujuk
Andy agar mau berkisah. Sekaligus, memublikasikan ‘buku harian’ hidupnya pada
dunia.
‘Tangga’ Jurnalistik
Andy
dan jurnalistik. Kewartawanan dan Andy. Dua hal yang saling melekat satu sama
lain. Membicarakan Andy, tak akan lepas dari dunia yang akrab dengan pengolahan
berita itu. Terjunnya Andy ke bidang tersebut dimulai
saat ia terlibat dalam proyek penerbitan buku Apa & Siapa Orang Indonesia. Unik, karena Andy baru mendaftar
pada proyek tersebut pada tenggat waktu paling akhir. Dan, didorong oleh
kesadaran bahwa ia mampu membuat tulisan yang lebih bagus daripada temannya yang ikut. Memang benar. Andy dinyatakan lolos. Padahal saat
itu Andy hanya punya waktu 30 menit untuk wawancara tokoh, sebelum tulisannya
jadi dan harus diserahkan pada sekretaris penerbitan, Retno Palupi, yang kelak
menjadi istrinya.
Upayanya
mengejar waktu dan mengerahkan terbaik dari apa yang dipunya, tidak sia-sia.
Sebab, bergabungnya Andy dalam proyek yang diluncurkan penerbit Grafitipers itu
menjadi cikal-bakal Andy menyelami jurnalistik. Tidak hanya kemampuan
tulis-menulis Andy yang kemudian ditempa, jaringan pertemanannya di lingkaran
media dan penerbitan pun meluas. Andy semakin tumbuh matang, sampai banyak
media seperti Tempo, Bisnis Indonesia,
Prioritas, dan Neraca, berusaha ‘memperebutkan’ Andy. Ini awal Andy menjadi
‘kutu loncat’, karena ia menerima semua tawaran. Alhasil, Andy mengikuti
pelatihan dan pengarahan kerja dari satu kantor media ke kantor media lainnya.
Banyak
kejutan tak terduga dari pengalaman Andy bekerja di tiap media yang berbeda. Salah
satunya ketika Andy yang mulanya bergelut sebagai wartawan ekonomi, harus masuk
ke majalah ‘Matra’ untuk menjadi wartawan gaya hidup. Andy serasa kena ‘culture
shock’. Ritme kerja yang lebih santai dikarenakan jadwal terbit majalah sebulan
sekali, begitu berbedanya tema peliputan, hingga penyamaran yang harus
dilakukannya demi pemberitaan terkait bisnis seks, tetap dinikmati Andy.
Namun,
jika menelusuri ‘tangga’ karir kewartawanan Andy, bagian paling menarik bisa
ditemukan ketika Andy berada di Media
Indonesia dan Metro Tv. Dua media
di bawah payung Media Group milik Surya Paloh. Kedewasaan dan independensi Andy
benar-benar diuji, terlebih lagi Andy harus menghadapi banyak persoalan di tubuh
redaksi, mulai dari politik kantor, wartawan nakal yang menerima amplop,
pemecatan Andy terhadap teman-teman dekatnya, hingga pertentangannya atas
keputusan-keputusan Surya Paloh. Termasuk ketika bos-nya itu berkeinginan masuk
ke dunia politik.
Keseluruhan
cerita akan perjalanan Andy sebagai jurnalis, membawa kita pada satu cermin
yang merefleksikan pribadi seorang Andy Noya. Ia bukan pion yang menundukkan
kepala di hadapan atasan sekadar mengiyakan saja, melainkan seseorang yang
berusaha mempertahankan kebenaran sejak di dalam pikiran dan di ruang kepala. Lewat
lika-liku dan jatuh bangunnya, kita dibuat memahami kembali maksud ‘mencintai
apa yang dilakukan dan melakukan apa yang dicintai’. Serta yang tak
ketinggalan, adalah ajakan bagi kita semua, khususnya para kuli tinta, untuk
menjura pada perjuangan dan kebenaran, yang akhir-akhir ini sering kali diberi
pertanyaan dan keraguan.
Biografi Rasa Novel
Selain
menyoal Andy dari segi profesi, Kisah
Hidupku juga hadir menyajikan potongan masa kecil dan remaja Andy, yang
belum pernah diketahui publik. Mulai dari penyesalannya terlahir sebagai
keturunan Belanda, sulitnya melewati hari-hari bersama orang tua yang berpisah,
kerinduannya pada sosok Ayah, pengakuannya atas keisengan-keisengannya yang
hampir mendekati kriminalitas, sampai pahitnya hidup dalam jerat kemiskinan.
Semuanya pernah dilakoni Andy, dan keberanian mengisahkannya tanpa kehilangan
privasi, merupakan hal yang bisa diapresiasi.
Potongan-potongan
tersebut dieksekusi dengan gaya penuturan ‘aku’. Menjadikan sebuah buku
biografi bisa dinikmati bagai novel yang ditulis lewat sudut pandang orang
pertama. Alasan serupa juga yang membuat buku ini tidak menggurui, sebaliknya,
muncul sebagai teman yang mengajak pembaca untuk ikut hanyut dalam lautan kisah
di dalamnya. Ada napas inspirasi yang tercium dari nilai-nilai kehidupan dan
kemanusiaan yang silih berganti mewarnai tiap kisah yang diceritakan. Lantas
merangkul para pembacanya untuk mempertanyakan dan menerjemahkan ulang arti
kemewahan, yang sejatinya terletak pada kesederhanaan.
Namun
di lain sisi, akan lebih lengkap andai kata biografi ini juga memberikan ruang
bagi orang-orang terdekat di lingkaran hidup Andy untuk bercerita mengenai
sosok Andy, misalnya penuturan dari sang istri. Sementara itu, berbagai peran
yang ‘dimainkan’ Andy dalam buku, seperti sebagai anak, teman, adik, remaja,
murid, sampai jurnalis profesional, dihadirkan saling-tumpuk. Walau sudah berupaya
disusun sistematis dan kronologis, buku ini masih terlihat bagai memakai ‘plot’
yang maju-mundur. Sehingga terkesan menjadi begitu padat dan ‘menyesakkan’.
Karena masing-masing kisah ingin berdiri di depan untuk diberi perhatian.
Peran Baru: Jadi Filantropis
Kalau
harus memilih satu bagian favorit dari buku, pilihan akan jatuh pada episode
‘Bertemu Ibu Ana’. Dikisahkan bagaimana Andy akhirnya bisa bertemu Ibu Ana,
guru yang mengajar Andy saat ia duduk di SD Sang Timur. Guru yang pertama kali ‘menghidupkan’
lentera jiwa Andy dan menemukan ‘suara’ panggilan hidup Andy, yakni menjadi
wartawan. Menariknya, episode ini diletakkan di bab terakhir menjelang penutup.
Penanda halus yang seakan mengatakan pada kita semua; sehebat apapun seseorang sekarang hingga menduduki posisi puncak, pada
akhirnya kita akan sampai satu titik bahwa kita bukan siapa-siapa. Kita
hanya bagian dari rencana semesta dan skenario Tuhan agar menuntaskan misi
kebaikan. Karenanya, penting menyadari bahwa begitu banyak orang untuk diberi
terima kasih. Mungkin itu juga yang menjadi alasan bagi Andy sekarang ini untuk
memberi porsi lebih banyak sebagai filantropis.
Sejatinya,
dari banyak peran dan kisah yang saling ‘berdesakan’ ditampilkan dalam buku,
Andy telah berhasil menjelma jadi sosok yang punya tempat tersendiri, di hati
banyak orang.
Suka dengan penggambaran dan penjabaran resensimu. Rangkaian kata-katanya apik, sampai pembaca langsung "klik" dengan bayangan apa yang sebenarnya ada di dalam buku. Ulasan dari atas sampai bawah betul-betul merepresentasikan apa yang harus disajikan dalam sebuah resensi. Sanking enjoy membaca cuplikan-cuplikan cerita di atas, jadi ingin baca keseluruhan cerita pada buku 'Kisah Hidupku'. Nicely done!
ReplyDeleteTerima kasih, Ricky Phan! :)
DeleteMembaca ini membuatku tertarik untuk membacanya lebih lanjut lagi dengan membeli bukunya. Bahasanya tidak sulit untuk dimengerti hehe :D
ReplyDeleteYieeeey :) semoga ikut terinspirasi ya
DeleteDengan bahasa yang lugas, padat, dan jelas dalam blog ini. Selesai membacanya, menjadi sangat terinspirasi dan penasaran untuk membaca buku "Kisah Hidupku".
ReplyDeleteSegera tuntaskan rasa penasaran dengan beli bukunya ya, hehe. Makasih sudah berkunjung dan baca resensinya :)
DeleteResensinya menarik! Jadi ingin cepat-cepat membaca kisah hidupnya Bang Andy Noya :D
ReplyDeleteHola Gendis! Haha, iya makasih. Enggak mau baca kisah hidup Vero juga? :p #plak
DeleteSuka sekali, sepertinya menarik dan inspiratif, mengajak berpikir ulang tentang makna kemewahan yang seringkali kita ukur dengan materi :D
ReplyDeleteDimana ya saya bisa memesan buku ini? Terima kasih :)
Alaya! Kangen dah. Iya, pas baca bukunya juga sampai terharu sama jatuh-bangunnya Andy. Bisa dipesan di penerbit PBK atau di toko buku Gramedia, kayaknya masih ada deh. Best seller banget ini buku
DeleteBaca resensinya bikin penasaran sama bukunyaaaaa
ReplyDeletelangsung meluncur ke gramedia deh
Makasih, Ghea :) - silakan meluncur. Jangan lupa balik lagi ke blog ini, baca resensi buku lainnya ya :p
Delete